Dan dijadikan kamu lelaki dan perempuan, dan sesungguhnya
pekerjaan kamu itu sangat banyak (QS. Al-Lail : 3-4)
Suatu hari Rasulullah SAW menemui putrimya Fathimah yang
sedang menggiling gandum dengan menggunakan sebuah penggilingan tangan dari
batu sambil menangis.
Rasulullah SAW bertanya pada anakandanya, "apa yang
menyebabkan engkau menangis wahai Fathimah?, semoga Allah SWT tidak menyebabkan
matamu menangis".
Lalu duduklah Rasulullah SAW di sisi anakandanya.
Fathimah melanjutkan perkataannya, "ayahanda sudikah
kiranya ayahanda meminta Ali (suaminya) mencarikan anakanda seorang jariah
(hamba sahaya perempuan) untuk menolong anakanda menggiling gandum dan
mengerjakan pekerjaan-pekerjaan di rumah".
Mendengar perkataan anakandanya ini maka bangunlah
Rasulullah SAW mendekati penggilingan itu. Beliau mengambil gandum dengan
tangannya yang diberkati lagi mulia dan dimasukkannya di dalam penggilingan itu
seraya membaca "Bismillaahirrahmaanirrahiim".
Penggilingan tersebut berputar dengan sendirinya dengan izin
Allah SWT seraya bertasbih dalam berbagai bahasa sehingga habislah butir-butir
gandum itu digilingnya.
Rasulullah SAW berkata kepada gilingan tersebut,
"berhentilah berputar dengan izin Allah SWT", maka penggilingan itu
berhenti berputar, lalu penggilingan itu berkata-kata dalam bahasa Arab yang
fasih, "ya Rasulullah SAW, demi Allah Tuhan yang telah menjadikan baginda
dengan kebenaran sebagai Nabi dan Rasul-Nya, kalaulah baginda menyuruh hamba
menggiling gandum dari Timur dan Barat, niscaya hamba gilingkan semuanya.
Sesungguhnya hamba telah mendengar dalam kitab Allah SWT suatu ayat yang
bermaksud: "Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu;
penjaganya para malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah
terhadap apa yang dititahkan-Nya kepada mereka dan mereka mengerjakan apa yang
dititahkan". Maka hamba takut, ya Rasulullah kelak hamba menjadi batu yang
masuk ke dalam neraka.
Rasulullah SAW kemudian bersabda kepada batu penggilingan
itu, "bergembiralah karena engkau adalah salah satu dari batu mahligai
Fathimah az-zahra di dalam sorga". Maka bergembiralah penggilingan batu
itu mendengar berita itu kemudian diamlah ia.
Rasulullah SAW bersabda kepada putrinya, "jika Allah
SWT menghendaki wahai Fathimah, niscaya penggilingan itu berputar dengan
sendirinya untukmu. Akan tetapi Allah SWT menghendaki dituliskan-Nya untukmu
beberapa kebaikan dan dihapuskan oleh Nya beberapa kesalahanmu dan diangkat-Nya
untukmu beberapa derajat.
Ya Fathimah, perempuan mana yang menggiling tepung untuk
suami dan anak-anaknya, maka Allah SWT menuliskan untuknya dari setiap biji
gandum yang digilingnya suatu kebaikan dan mengangkatnya satu darjat.
Ya Fathimah perempuan mana yang berkeringat ketika ia
menggiling gandum untuk suaminya, maka Allah SWT menjadikan antara dirinya dan
neraka tujuh buah parit.
Ya Fathimah, perempuan mana yang meminyaki rambut
anak-anaknya dan menyisir rambut mereka dan mencuci pakaian mereka, maka Allah
SWT akan mencatatkan baginya ganjaran pahala orang yang memberi makan kepada
seribu orang yang lapar dan memberi pakaian kepada seribu orang yang
bertelanjang.
Ya Fathimah, perempuan mana yang menghalangi hajat
tetangganya maka Allah SWT akan menghalanginya dari meminum air telaga Kautshar
pada hari kiamat.
Ya Fathimah, yang lebih utama dari itu semuanya adalah keredhaan
suami terhadap isterinya. Jikalau suamimu tidak redha denganmu tidaklah akan
aku do'akan kamu.
Tidaklah engkau ketahui wahai Fathimah bahwa redha suami itu
daripada Allah SWT dan kemarahannya itu dari kemarahan Allah SWT?.
Ya Fathimah, apabila seseorang perempuan mengandung janin
dalam rahimnya maka beristighfarlah para malaikat untuknya dan Allah SWT akan
mencatatkan baginya tiap-tiap hari seribu kebaikan dan menghapuskan seribu
kejahatan.
Apabila ia mulai sakit hendak melahirkan maka Allah SWT mencatatkan
untuknya pahala orang-orang yang berjihad pada jalan Allah yakni berperang
sabil.
Apabila ia melahirkan anak maka keluarlah ia dari
dosa-dosanya seperti keadaannya pada hari ibunya melahirkannya dan apabila ia
meninggal tiadalah ia meninggalkan dunia ini dalam keadaan berdosa sedikitpun,
dan akan didapatinya kuburnya menjadi sebuah taman dari taman-taman sorga, dan
Allah SWT akan mengkaruniakannya pahala seribu haji dan seribu umrah serta
beristighfarlah untuknya seribu malaikat hingga hari kiamat.
Perempuan mana yang melayani suaminya dalam sehari semalam
dengan baik hati dan ikhlas serta niat yang benar maka Allah SWT akan
mengampuni dosa-dosanya semua dan Allah SWT akan memakaikannya sepersalinan
pakaian yang hijau dan dicatatkan untuknya dari setiap helai bulu dan rambut
yang ada pada tubuhnya seribu kebaikan dan dikaruniakan Allah untuknya seribu
pahala haji dan umrah.
Ya Fathimah, perempuan mana yang tersenyum dihadapan
suaminya maka Allah SWT akan memandangnya dengan pandangan rahmat.
Ya Fathimah perempuan mana yang menghamparkan hamparan atau
tempat untuk berbaring atau menata rumah untuk suaminya dengan baik hati maka
berserulah untuknya penyeru dari langit (malaikat), "teruskanlah 'amalmu
maka Allah SWT telah mengampunimu akan sesuatu yang telah lalu dari dosamu dan
sesuatu yang akan datang".
Ya Fathimah, perempuan mana yang meminyakkan rambut suaminya
dan janggutnya dan memotongkan kumisnya serta menggunting kukunya maka Allah
SWT akan memberinya minuman dari sungai-sungai sorga dan Allah SWT akan
meringankan sakarotulmaut-nya, dan akan didapatinya kuburnya menjadi sebuah
taman dari taman-taman sorga serta Allah SWT akan menyelamatkannya dari api
neraka dan selamatlah ia melintas di atas titian Shirat".
Oleh sebab itu, dalam pandangan Islam, jerih payah seorang
perempuan merupakan jihad fi sabililah, sebagaimana didiriwayatkan oleh
Al-Bazzar dan Ath-Thabrani, pada suatu hari seorang wanita bernama Zainab yang
bergelar Khatibatin-nisa' (wanita yang pintar berpidato) datang menemui
Rasulullah SAW lalu berkata: "Aku telah diutus oleh kaum wanita kepada
engkau. Jihad yang diwajibkan oleh Allah ke atas kaum lelaki itu, jika mereka
luka parah, mereka mendapat pahala. Dan jika mereka gugur pula, mereka hidup
disisi Tuhan mereka dengan mendapat rezeki. Manakala kami kaum wanita, sering
membantu mereka. Maka apakah pula balasan kami untuk semua itu?" Bersabda
Rasulullah SAW: "Sampaikanlah kepada sesiapa yang engkau temui daripada
kaum wanita, bahawasanya taat kepada suami serta mengakui haknya adalah
menyamai pahala orang yang berjihad pada jalan Allah, tetapi adalah sangat
sedikit sekali daripada golongan kamu yang dapat melakukan demikian."
Dalam hadis yang lain Rasulullah saw bersabda : “ Jerih payah seorang istri di
dalam mengurus rumah sama dengan jerih payah seorang suami di medan jihad “ (
Hadis riwayat Bukhari Muslim ).
Semoga nasehat rasul kepada Fathimah dapat memberikan
motivasi kepada kaum wanita dalam mengurus rumah tangga, sebab itu lebih utama
daripada yang lain, apalagi dengan alasan emansipasi wanita di hari kartini.
Fa’tabiru Ya ulil albab.
Disalin dari dinding FB salah seorang guru saya. 27 Mei 2012
0 komentar:
Posting Komentar