Tulisan ini bermula dari obrolan santai dengan teman-teman yang sedang kuliah di Jogja. Kebetulan mereka datang dari luar kota. Pada saat itu saya berkumpul dengan beberapa mahasiswa untuk memotivasi mereka supaya giat belajar dan segera lulus kuliah. Topik diskusi pun sangat ringan sekali, seputar biaya kuliah. Dalam tulisan ini saya mencoba menguraikan betapa seorang calon sarjana harus merogoh kocek yang cukup banyak untuk sekedar medapatkan sebuah gelar akademik jenjang S1 dalam negeri. Pertanyaan saya adalah: "Pernahkan Anda mencoba menghitung pengeluaran Anda selama menempuh kuliah?
Hitung-hitungan ini saya buat bersama teman-teman mahasiswa yang merantau ke Jogja pada tahun 2007 akhir. Mereka mahasiswa semester atas yang hampir menyelesaikan studi tetapi prestasi akademiknya kurang begitu memuaskan. Jujur pada waktu itu diskusi ini saya tujukan ke seorang mahasiswa yang agak malas kuliah. Hampir jarang sekali kelihatan saat perkuliahan berlangsung. Pada saat itu saya sedang santai dan kebetulan semua mahasiswa sedang berkumpul. Disitulah saya mengajak mereka berpikir sejenak tentang kuliah mereka. Bagi saya meskipun cerita ini sudah terjadi pada tahun 2007, namun inti permasalahan tetap saja relevan hingga kini.
Hitung-hitungan ini saya buat bersama teman-teman mahasiswa yang merantau ke Jogja pada tahun 2007 akhir. Mereka mahasiswa semester atas yang hampir menyelesaikan studi tetapi prestasi akademiknya kurang begitu memuaskan. Jujur pada waktu itu diskusi ini saya tujukan ke seorang mahasiswa yang agak malas kuliah. Hampir jarang sekali kelihatan saat perkuliahan berlangsung. Pada saat itu saya sedang santai dan kebetulan semua mahasiswa sedang berkumpul. Disitulah saya mengajak mereka berpikir sejenak tentang kuliah mereka. Bagi saya meskipun cerita ini sudah terjadi pada tahun 2007, namun inti permasalahan tetap saja relevan hingga kini.
Dalam diskusi itu saya mengajak mahasiswa untuk berpikir berapa uang yang harus dikeluarkan untuk menempuh studi di Jogja selama 4 tahun. Hal yang menarik untuk disampaikan adalah saya mengambil sampel mahasiswa yang kuliah di PTS dengan biaya pendidikan yang relatif paling rendah. Berikut hitung-hitungan uang yang dikelurkan oleh seorang mahasiswa:
- Biaya masuk awal kuliah termasuk sumbangan dll: Rp. 5.000.000,-
- SPP setiap semester: Rp. 1.250.000,- x 8 semester: Rp. 10.000.000,-
- Kiriman per bulan untuk kos, makan dll: Rp. 500.000,00 x 12 bulan (1 tahun): Rp. 6.000.000,-. Jadi untuk kiriman uang kos, makan, dll. selama 48 bulan (4 tahun): Rp. 500.000,00 x 48 = Rp. 24.000.000,-
- Biaya KKN: Rp. 1.500.000,-
- Tiket transport pulang kampung dianggarkan selama 4 thn: Rp. 3.000.000,-
- Biaya buku kuliah, laptop dan skripsi: Rp. 15.000.000,-
- Uang beli sepeda motor baru : Rp. 12.000.000,-
Nah... setelah ditotal untuk sementara mahasiswa tersebut sudah menghabiskan dana: Rp 5 juta + Rp 10 juta + Rp 24 juta + Rp 1,5 juta + Rp 3 juta+ Rp 15 juta + Rp 12 juta: TOTAL Rp 70.5 juta.
Dari kalkulasi di atas akhirnya muncul data, jika mahasiswa tersebut telah menghabiskan kira-kira Rp. 70.5 juta uang orang tuanya untuk menempuh studi di Jogja selama hampir 4 tahun. Sepintas hitungan tersebut kelihatan sederhana, namun setelah dilihat secara serius mahasiswa tersebut geleng-geleng kepala juga. Saya bersyukur karena akhirnya mahasiswa tersebut sadar jika dia sudah menghabiskan banyak sekali uang dan berjanji akan belajar secara serius. Untuk situasi sekarang ini apalagi BBM akan naik, sudah bisa dipastikan untuk kuliah S1 memerlukan dana 100 jutaan lebih bagi mereka yang harus merantau.
Semoga cerita ini bermanfaat untuk memotivasi Anda supaya lebih serius ketika sekolah ataupun menempuh studi. Ternyata harga sebuah gelar sarjana tidaklah murah. Seorang calon sarjana harus mengeluarkan uang jutaan rupiah. Bagaimana Anda akan membayar semua ini ke orang tua? Bagaimana Anda akan memanfaatkan gelar sarjana hasil investasi jutaan rupiah? Jawabannya ada pada diri kita masing-masing.
Dari kalkulasi di atas akhirnya muncul data, jika mahasiswa tersebut telah menghabiskan kira-kira Rp. 70.5 juta uang orang tuanya untuk menempuh studi di Jogja selama hampir 4 tahun. Sepintas hitungan tersebut kelihatan sederhana, namun setelah dilihat secara serius mahasiswa tersebut geleng-geleng kepala juga. Saya bersyukur karena akhirnya mahasiswa tersebut sadar jika dia sudah menghabiskan banyak sekali uang dan berjanji akan belajar secara serius. Untuk situasi sekarang ini apalagi BBM akan naik, sudah bisa dipastikan untuk kuliah S1 memerlukan dana 100 jutaan lebih bagi mereka yang harus merantau.
Semoga cerita ini bermanfaat untuk memotivasi Anda supaya lebih serius ketika sekolah ataupun menempuh studi. Ternyata harga sebuah gelar sarjana tidaklah murah. Seorang calon sarjana harus mengeluarkan uang jutaan rupiah. Bagaimana Anda akan membayar semua ini ke orang tua? Bagaimana Anda akan memanfaatkan gelar sarjana hasil investasi jutaan rupiah? Jawabannya ada pada diri kita masing-masing.
Salam pendidikan.
Nanang B. Subekti
Disalin dari Blog Penulis,
0 komentar:
Posting Komentar