SEJARAH SINGKAT
Pondok Modern Gontor didirikan pada tanggal 12 Rabi’ul Awwal 1345 bertepatan dengan tanggal 20 September 1926 oleh tiga orang bersaudara yang kemudian dikenal sebagai TRIMURTI:
1. K.H. Ahmad Sahal (1901 – 1977)
2. K.H. Zainuddin Fananie (1908 – 1967)
Pendidikan yang diselenggarakan pada awalnya hanyalah Tarbiyatul Athfal (TA). Baru sepuluh tahun kemudian, tepatnya pada 5 Syawwal 1355/19 Desember 1936 didirikan Kulliyyatul Mu’allimin al-Islamiyah (KMI) yang berarti “Persemaian Guru-Guru Islam”.
Pada 28 Rabi’u Awal 1378/12 Oktober 1958 Trimurti mewakafkan PMDG kepada umat Islam melalui Badan Wakaf yang terdiri dari 15 orang alumninya yang sudah ‘jadi’.
Setelah wafatnya KH. Imam Zarkasyi pada 30 Rajab 1405/ 21 April 1985, habislah TRIMURTI Generasi I. Badan Wakaf segera bersidang untuk menunjuk Pimpinan PMDG yang menghasilkan TRIMURTI Generasi II:
1. Dr. K.H. Abdullah Syukri Zarkasyi, MA.
2. K.H. Hasan Abdullah Sahal
3. K.H. Shoiman Lukmanul Hakim
Ketika K.H. Shoiman Lukmanul Hakim wafat (1999) digantikan oleh K.H. Imam Badri (wafat: 8 Juni 2006) dan digantikan oleh K.H. Syamsul Hadi Abdan.
Dalam kepemimpinan TRIMURTI Generasi II, Gontor semakin berkembang dengan tumbuhnya banyak cabang sebagai berikut:
1. Pondok Modern Gontor Pusat (Gontor I) Darussalam, Gontor Ponorogo Jawa Timur. Sejak 1926. http://gontor.ac.id/
2. Pondok Modern Gontor 2 Darussalam, Madusari Siman Ponorogo Jawa Timur. Sejak 1996.
3. Pondok Modern Gontor 3 Darul Ma’rifat, Sumbercangkring Gurah Kediri Jawa Timur. Sejak 1993.
4. Pondok Modern Gontor 4 (Putri) yang terdiri dari:
4.1. Pondok Modern Gontor Putri 1 Darussalam, Sambirejo Mantingan Ngawi Jawa Timur. Sejak 1990.
4.2. Pondok Modern Gontor Putri 2 Darussalam, Sambirejo Mantingan Ngawi Jawa Timur. Sejak 1997.
4.3. Pondok Modern Gontor Putri 3 Darussalam, Karangbanyu Widodaren Ngawi Jawa Timur. Sejak 2002.
4.4. Pondok Modern Gontor Putri 4 Darussalam, Konda, Konawe Selatan Kendari Sulawesi Tenggara. Sejak 2004.
4.5. Pondok Modern Gontor Putri 5 Darussalam, Kandangan Kediri Jawa Timur. Sejak 2006.
5. Pondok Modern Gontor 5 Darul Muttaqin, Kaligung Rogojampi Banyuwangi Jawa Timur. Sejak 1990.
6. Pondok Modern Gontor 6 Darul Qiyam, Gadingsari Mangunsari Sawangan Magelang Jawa Tengah. Sejak 1999.
7. Pondok Modern Gontor 7 Riyadlatul Mujahidin, Podahua Landono Kendari Sulawesi Tenggara. Sejak 2002.
8. Pondok Modern Gontor 8 Darussalam, Labuhan Ratu VI Labuhan Ratu Lampung Timur Lampung. Sejak 2005.
9. Pondok Modern Gontor 9 Darussalam, Tajimalela Kalianda Lampung Selatan Lampung Lampung. Sejak 2005.
10. Pondok Modern Gontor 10 Darul Amin, Meunasah Baro Seulimum Aceh Aceh. Sejak 2008.
11. Pondok Modern Gontor 11 Darussalam, Sulit Air, Solok, Sumatera Barat. Sejak 2010.
12. Pondok Modern Gontor 12 Darussalam, Parit Culum I Muarasabak Barat Tanjungjabung Timur Jambi. Sejak 2010.
Pada tanggal 29 Jumada Tsaniyah 1383/17 Nopember 1963 didirikan Perguruan Tinggi Darussalam yang kemudian berubah menjadi Institut Pendidikan Darussalam (IPD) Gontor dan sejak 1996 berubah menjadi Institut Studi Islam Darussalam (ISID). ISID memiliki tiga fakultas:
1. Tarbiyah, dengan Program Studi Pendidikan Agama Islam, dan Pengajaran Bahasa Arab.
2. Ushuluddin, dengan Program Studi Perbandingan Agama, dan Filsafat Pemikiran Islam.
3. Syari’ah, dengan Program Studi Perbandingan Madzhab & Hukum, dan Manajemen & Lembaga Keuangan Islam.
VISI, MISI, TUJUAN, DAN PRINSIP-PRINSIP DASAR
V i s i
Sebagai lembaga pendidikan pencetak kader-kader pemimpin umat, menjadi tempat ibadah thalabul ilmi, dan menjadi sumber pengetahuan Islam, bahasa al-Qur’an, dan ilmu pengetahuan umum, dengan tetap berjiwa pesantren.
M i s i
1. Membentuk generasi yang unggul menuju terbentuknya khaira ummah.
2. Mendidik dan mengembangkan generasi mukmin-muslim yang berbudi tinggi, berbadan sehat, berpengetahuan luas, dan berpikiran bebas, serta berkhidmat kepada masyarakat.
3. Mengajarkan ilmu pengetahuan agama dan umum secara seimbang menuju terbentuknya ulama yang intelek.
4. Mewujudkan warga negara yang berkepribadian Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT.
Tujuan
1. Terwujudnya generasi yang unggul menuju terbentuknya khaira ummah.
2. Terbentuknya generasi mukmin-muslim yang berbudi tinggi, berbadan sehat, berpengetahuan luas, dan berpikiran bebas, serta berkhidmat kepada masyarakat.
3. Lahirnya ulama intelek yang memiliki keseimbangan dzikir dan pikir.
4. Terwujudnya warga negara yang berkepribadian Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT.
Motto
· Berbudi tinggi
· Berbadan sehat
· Berpengetahuan luas
· Berpikiran bebas
Panca Jiwa
1. Keikhlasan
2. Kesederhanaan
3. Berdikari
4. Ukhuwwah Islamiyah
5. Jiwa Bebas
Panca Jangka
1. Pendidikan dan Pengajaran
2. Kaderisasi
3. Pergedungan
4. Pengadaan Sumber Dana
5. Kesejahteraan Keluarga Pondok
Orientasi Pendidikan & Pengajaran
1. Keislaman
2. Keilmuan
3. Kemasyarakatan
Strategi Pendidikan
1. Kehidupan Pondok dengan segala totalitasnya menjadi media pembelajaran dan pendidikan.
2. Pendidikan berbasis komunitas: segala yang didengar, dilihat, dirasakan, dikerjakan, dan dialami oleh para santri dan warga Pondok dimaksudkan untuk mencapai tujuan pendidikan.
Profil Alumni
1. Mukmin, muslim, muhsin.
2. Komit pada perjuangan.
3. Perekat ummat.
4. Berjiwa guru.
5. Warga negara yang baik.
TOTALITAS PENDIDIKAN
Gontor menyelenggarakan pendidikan total, kulliy, comprehensive, menyeluruh. Jika pendidikan ditinjau dari aspek trilogi pendidikan yang menyatakan bahwa sumber pendidikan adalah rumah (keluarga), sekolah, dan lingkungan, maka Gontor mengambil semua peran sumber pendidikan tersebut; jika ditinjau dari aspek unsur manusia yang terdiri dari pendidikan mental-spiritual, pendidikan intelektual, dan pendidikan fisikal, maka Gontor menyediakannya; dan jika ditinjau dari aspek afektif, cognetif, dan psikomotorik, Gontor pun menekankannya dalam proses pembelajaran formalnya, bukan hanya di dalam jam belajar efektif, tapi juga di kehidupan keseharian para santri. Bahkan, ketika wacana tentang pentingnya memupuk kecerdasan emosional (emotional quotient – EQ) dan kecerdasan spiritual (spiritual quotient – SQ) untuk menyertai kecerdasan intelektual (intellectual quotient – IQ) menjadi populer, Gontor sudah mendahului prakteknya puluhan tahun yang lalu. Demikian pula ketika wacana tentang pentingnya penguatan otak kanan dan/atau otak kiri pada manusia, Gontor tanpa teori yang terlalu rumit sudah menerapkannya. Totalitas pendidikan tersebut tersusun rapi dalam kurikulum pendidikan formal dan pendidikan non formalnya, intra kurikuler dan ekstra kurikulernya.
Kebijakan pendidikan itu diwujudkan dengan mewajibkan para santrinya tinggal di dalam asrama dan kampus pondok selama 24 jam x 7 hari. Dalam hal ini, para orang tua/wali santri dituntut kepercayaan yang penuh.
Dalam melaksanakan strategi pendidikannya, Gontor menyusun program pendidikan santri dalam jadwal kehidupan dan kegiatan harian, pekanan, dan tahunan. Totalitas pendidikan tersebut tampak dengan jelas dalam jadwal kegiatan dan kehidupan tersebut.
Jadwal Harian
04.00 Bangun tidur, shalat malam, dan shalat subuh, dilankan dengan membaca Al-Qurán, pemberian kosakata baru dalam bahasa Arab dan Inggris.
06.00 Mandi pagi, persiapan belajar di kelas, makan pagi
07.00 Belajar pagi di kelas
12.30 Selesai belajar pagi, shalat dluhur, makan siang, istirahat.
14.00 Belajar siang di kelas
15.00 Selesai belajar siang, shalat ashar, dilanjutkan dengan membaca Al-Qurán
16.00 Olah raga
17.00 Mandi sore, persiapan shalat maghrib
18.00 Shalat Maghrib, membaca Al-Qurán
18.30 Makan malam
19.00 Shalat Isya’
19.30 Belajar malam secara mandiri
22.00 Tidur
Jadwal Pekanan
Selasa 05.00 – 06.00 Muhadatsah/Conversation, lari pagi.
Ahad 19.30 – 21.30 Latihan pidato bahasa Inggris.
Kamis 11.00 – 12.30 Latihan pidato bahasa Arab.
13.00 – 15.00 Latihan Kepramukaan.
19.30 – 21.30 Latihan pidato bahasa Indonesia.
Jumát 05.00 – 06.30 Muhadatsah/Conversation, lari pagi
06.30 – 11.00 Kegiatan bebas, olah raga, makan pagi, istirahat, mandi jumát.
11.00 – 13.00 Persiapan shalat Jumát, shalat Jumát
13.00 – 15.00 Makan siang, istirahat, kursus-kursus keterampilan.
Jadwal Tahunan
Syawwal, 1 Ídul Fitri.
Syawwal, 10 Kembali dari liburan akhir tahun.
Syawwal, 11 Ujian masuk santri baru.
Syawwal 13 Pembersihan umum, perpindahan asrama.
Dzulqa’dah Apel Tahunan, Pekan Perkenalan Khutbatul Arsh (Orientasi kepondokmodernan), Serah terima tugas dari Panitia Bulan Syawwal kepada OPPM.
Dzulhijjah 10 Idul Ádha.
Dzulhijjah Kursus Mahir Dasar Pembina Pramuka untuk santri kelas 5.
Shafar Ujian pertengahan tahun.
Rabiul Awwal 8, 9 Kuliah umum tentang akhlak dan etiket, dilanjutkan dengan pesan dan nasehat menjelang liburan.
Rabiul Awwal 10 Liburan pertengahan tahun.
Rabiul Awwal 11 Pembersihan umum, perpindahan kamar.
Rabiul Awwal 20 Kembali dari liburan pertengahan tahun.
Rabiul Akhir Pergantian penurus OPPM dan Koordinator Gerakan Pramuka
Jumadil Tsaniyah Praktek mengajar santri kelas 6.
Rajab 25 Ujian akhir tahun
Sya’ban 18, 19 Kuliah umum tentang akhlak dan etiket, dilanjutkan dengan pesan dan nasehat menjelang liburan
Sya’ban 20 Liburan akhir tahun
Sya’ban Penyerahan tugas dari OPPM ke Panitia Bulan Ramadhan.
Ramadhan Kegiatan akhir kelas 6: ujian akhir, fathul kutub (bedah buku bahasa al-Qurán), economic study tour, dll. Khataman santri kelas 6.
Musyawarah Kerja OPPM dan Koordinator Pramuka.
Penyerahan tugas dari Panitia Bulan Ramadhan ke Panitia Bulan Syawwal.
Kampus pondok terdiri dari masjid, asrama santri beserta kamar mandi dan wc, ruang belajar, kediaman para ustadz, ruang makan dan kantin, toko santri, serta lapangan olah raga. Asrama santri terdiri dari beberapa gedung, yang masing-masing diberi nama geografis secara global, seperti indonesia, kuwait, saudi, dan lain sebagainya. Masing-masing gedung tersebut diurus oleh seperangkat pengurus rayon yang membawahi pengurus kamar-pengurus kamar yang ada di gedung tersebut. Para santri tinggal di kamar-kamar tersebut. Kehidupan mereka diawasi oleh para pengurus kamar yang bertanggungjawab kepada pengurus rayon, dan pengurus rayon bertanggungjawab kepada pengurus Organisasi Pelajar Pondok Modern (OPPM) yang bertanggungjawab kepada Pimpinan Pondok melalui Bagian Pengasuhan Pondok.
Untuk menjamin terlaksananya jadwal kehidupan dan tujuan pendidikan, kepada para santri diterapkan disiplin yang dikontrol secara ketat. Disiplin tersebut terdiri dari:
1. Disiplin pelaksanaan kegiatan yang tertera di dalam jadwal kegiatan.
2. Disiplin keamanan dan ketertiban kampus, termasuk disiplin keluar masuk kampus.
3. Disiplin bahasa yang mewajibkan santri berkomunikasi sehari-sehari menggunakan bahasa resmi (Arab dan Inggris).
4. Disiplin akhlak yang mencakup cara berpakaian, cara bertingkah-laku dan bertutur-kata, cara bergaul, dan sebagainya.
Kesemua disiplin itu dibacakan sekali setiap tahun di masing-masing kamar. Para santri diharapkan mendengar, memperhatikan, dan menghafal semua peraturan, karena setelah itu tidak ada satu pun dari ketentuan dan peraturan itu yang tertulis dan terpampang di tembok atau di papan informasi.
PENDIDIKAN FORMAL
Sekolah formal di Pondok Modern Darussalam Gontor bernama Kulliyyatul Mu’allimin Al-Islamiyyah (KMI) yang berarti Persemaian Guru-Guru Islam. Dilihat dari namanya KMI merupakan sekolah menengah untuk calon guru. Hal tersebut sesuai dengan profil alumni yang ‘berjiwa guru’, dalam arti alumni Gontor diproyeksikan menjadi guru, baik guru formal di depan murid di dalam kelas, maupun guru non formal yang membimbing masyarakat, minimal alumni Gontor menjadi guru bagi diri dan keluarganya. Lebih nyata lagi kekhususan KMI sebagai sekolah guru adalah terdapatnya mata pelajaran ilmu pendidikan yang diajarkan selama 4 tahun dan terdapatnya kegiatan praktek mengajar sebagai bagian dari kegiatan akhir siswa kelas 6 KMI.
Masa belajar di KMI untuk program reguler adalah selama 6 tahun sederajat dengan SMP/MTs + SMA/MA. Program reguler ini disediakan untuk calon santri tamatan SD/MI, sedangkan untuk calon santri tamatan SMP/MTs atau jenjang yang lebih tinggi disediakan program intensif selama 4 tahun yang sederajat SMA/MA.
Sejak awal berdirinya, kurikulum KMI praktis tidak banyak mengalami perubahan, yang ada sekedar penyesuaian nama mata pelajaran dan pengembangan muatan pelajaran. Konsistensi KMI dalam mempertahankan kurikulumnya pernah membuatnya tidak diakui oleh sistem pendidikan nasional, namun begitu pengakuan dari dunia pendidikan internasional justru diraihnya, seperti Universitas Al-Azhar Mesir, dan Kementerian Pendidikan dan Pengajaran Republik Arab Mesir yang secara resmi mengakui KMI sederajat sekolah menengah di Mesir sejak tahun 1957, Pengakuan serupa didapatkan dari Universitas Islam Internasional Madinah Saudi Arabia dan Kementerian Pengajaran Kerajaan Arab Saudi sejak tahun 1967, Universitas Islam Antarbangsa Kuala Lumpur Malaysia sejak tahun 1983, University of Punjab Lahore Pakistan sejak tahun 1991 dan lain-lain. Syukurlah akhirnya pemerintah Indonesia memberikan pengakuan melalui Dirjen Binbaga Islam Departemen Agama RI pada tahun 1998 yang mengakui KMI sederajat Madrasah Aliyah dan dari Kementerian Pendidikan Nasional RI pada tahun 2000 yang mengakui Ijazah KMI sederajat SMA, dalam artian bahwa kelas 1 – 3 KMI sederajat SMP/MTs dan kelas 4 – 6 KMI sederajat. Siswa KMI tidak perlu mengikuti ujian nasional, ijazah KMI dapat diterima di perguruan tinggi negeri di Indonesia.
Pengakuan dari nasional dan internasional tersebut berdasarlkan penilaian tim ahli kementerian dan universitas internasional terhadap kurikulum dan proses penyelenggaraan pendidikan formal KMI, serta uji petik untuk melihat kesesuaian antara kemampuan riil alumni KMI dengan target yang dirancang.
Muatan kurikulum KMI sangat padat, namun tekanan utamanya seperti yang senantiasa disampaikan oleh K.H. Imam Zarkasyi (alm.) adalah memberikan kunci bagi para santrinya untuk membuka khazanah ilmu. Kunci tersebut adalah bahasa Arab untuk membuka khazanah ilmu-ilmu keislaman dan bahasa Inggris untuk membuka khazanah ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain pemberian ‘kunci’tersebut diberikan pula dasar-dasar berbagai ilmu. Secara garis besar silabus KMI terdiri dari:
1. Islamiyat (ilmu-ilmu keislaman)
2. Bahasa Arab
3. Bahasa Inggris
4. Bahasa Indonesia
5. Ilmu-ilmu eksakta
6. Ilmu-ilmu humaniora
PENDIDIKAN NON FORMAL
Pendidikan formal KMI hanya mengambil sekitar 20% dari kehidupan para santri di pondok, maka sebagian besar pendidikan yang diserap oleh para santri justru dari kegiatan pendidikan non formal di luar kelas. Meskipun demikian, antara pendidikan formal dan non formal terdapat integritas yang sangat padu, karena bentuk, kuantitas dan kualitas pendidikan non formal tersebut disesuaikan dengan jenjang kelasnya pada pendidikan formal.
Selain pendidikan kedisiplinan yang diterapkan melalui tata-cara hidup dan jadwal kegiatan, terdapat pula bentuk-bentuk kegiatan yang secara spesifik dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pembentukan jiwa, mental, dan sikap seperti yang ditetapkan sebagai salah satu nilai dasar Pondok Modern Gontor yang dikenal dengan Panca Jiwa. Pembentukan ini diterapkan melalui penugasan-penugasan, kegiatan kepramukaan, pengaturan asrama, dan sebagainya.
2. Peneguhan jatidiri keislaman melalui berbagai kegiatan ibadah, ceramah, dan sebagainya.
3. Pengembangan wawasan keilmuan melalui berbagai diskusi, pembuatan majalah (dinding, buletin), bedah buku, dan sebagainya.
4. Pendidikan kepemimpinan melalui latihan keorganisasian, yang dimulai sejak jenjang terendah seperti regu kepramukaan, club pidato, club olah raga, kepengurusan kamar, hingga organisasi intra siswa satu-satunya yaitu Organisasi Pelajar Pondok Modern (OPPM) yang mengurus kehidupan santri di luar kelas.
5. Pendidikan manajemen melalui latihan perkoperasian, pengaturan keuangan pribadi, dan sebagainya.
6. Pengembangan bakat dan minat melalui penyelenggaraan berbagai kursus seni dan keterampilan serta latihan-latihan berbagai cabang olahraga, berbagai lomba dan pertandingan, eksibisi, dan sebagainya.
GONTOR ALMAMATER MEREKA
Sudah puluhan ribu alumni yang dilahirkan oleh Gontor. Dalam keanekaragaman predikat para alumninya, dapat diyakini bahwa sebagian besar mereka telah menjadi guru, minimal sebagai guru untuk dirinya, keluarganya, bahkan ada yang sampai menjadi guru bangsa dan masyarakat dunia.
Ikatan moral antara santri dengan kiyai dan ustadznya, antara santri dan pondoknya memang tidak bisa putus, hubungan batin tersebut – meskipun tak bersua secara fisik – terus terjaga. Karena ikatan itulah maka dalam rangka untuk memberi wadah bagi alumninya Gontor membentuk organisasi Ikatan Keluarga Pondok Modern yang berpusat di Gontor dengan cabang-cabangnya yang sudah ada hampir di semua wilayah Indonesia, dari Aceh sampai Papua, bahkan cabang-cabang IKPM di luar negeri, baik karena memang ada alumni Gonbtor yang berasal dari beberapa negeri jiran (Malaysia, Singapura, Brunei, Thailand, Pilipina, Australia, Timor Leste, Suriname) juga karena banyak alumni Gontor warga negara Indonesiua yang berdomisili di beberapa negara.
Sebagian dari para alumni tersebut mengikuti jejak ‘ibu’ mereka – juga untuk mewujudkan cita-cita luhur ‘1000 Gontor’ – mendirikan pondok-pondok pesantren. Kumpulan-kumpulan pondok-pondok pesantren yang didirikan dan dipimpin oleh alumni Gontor tersebutk kemudian diberi nama “pondok pesantren alumni” dan tergabung dalam organisasi Forum Pondok Pesantren Alumni Gontor (FPA Gontor) yang jumlahnya telah mencapai 196 Pondok Pesantren yang tersebar di beberapa bagian wilayah Indonesia sebagai berikut:
1. Pondok Pesantren Alumni Gontor di Jawa Timur : 30 Pesantren
2. Pondok Pesantren Alumni Gontor di Jawa Tengah : 26 Pesantren
3. Pondok Pesantren Alumni Gontor di Jawa Barat : 42 Pesantren
4. Pondok Pesantren Alumni Gontor di Banten : 22 Pesantren
5. Pondok Pesantren Alumni Gontor di Indonesia Timur : 19 Pesantren
6. Pondok Pesantren Alumni Gontor di Sumatra : 30 Pesantren
7. Pondok Pesantren Alumni Gontor di Kalimantan : 14 Pesantren
8. Pondok Pesantren Alumni Gontor di Sulawesi : 13 Pesantren
Akhirnya jejak Gontor dapat dilihat dari para alumninya yang sudah menggoreskan tintanya dalam lembaran sejarah bangsa Indonesia, di antara mereka adalah : K.H. Idham Khalid (Mantan ketua PB NU dan Ketua MPR), Prof. Dr. Nur Cholis Madjid, Emha Ainun Najib, Prof. Dr. Din Syamsuddin (Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah), K.H. Hasyim Muzadi (Mantan Ketua Umum PB NU), Dr. Hidayat Nur Wahid (Mantan Ketua MPR), Lukman Hakim Saifuddin (Wakil Ketua MPR), Maftuh Basyuni (Mantan Menteri Agama Kabinet Indonesia Bersatu Jilid I), Abu Bakar Ba’asyir (Pimpinan Jama’ah Ansharut Tauhid), Prof. Dr. Amin Abdullah (Rektor UIN Kalijaga Yogyakarta), dan lain-lain yang terlalu banyak untuk disebutkan semuanya disini.
Mereka adalah orang-orang besar. Akan tetapi, siapakah orang-orang besar di mata Gontor? Prof. Dawam Raharjo, tokoh arsitek pendirian ICMI pernah penasaran dan ingin mendengar penjelasan tentang pertanyaan tersebut langsung dari sumber utamanya, K.H. Imam Zarkasyi. Dengan tegas Kyai Zarkasyi menjawab, "Orang besar menurut Gontor itu adalah orang yang mau mengajarkan ilmunya dengan penuh keikhlasan meski dia berada di tempat yang terpencil atau di balik gunung sekalipun!"
PENUTUP
Sebagai penutup, disini akan dituliskan syair lagu Hymne Oh Pondokku, Lagu wajib di Pondok Modern Gontor Pusat dan cabang-cabangnya, juga lagu wajib di semua pondok pesantren alumni Gontor di seluruh pelosok Nusantara.
OH PONDOKKU
Oh Pondokku, tempat naung kita
dari kecil sehingga dewasa
rasa batin damai dan sentosa
dilindungi Allah Ta’ala
oh Pondokku, engkau berjasa
pada ibuku, Indonesia
Tiap pagi dan petang
kita beramai sembahyang
mengabdi pada Allah Ta’ala
di dalam kalbu kita
wahai Pondok tempatku
laksana ibu kandungku
nan kasih serta sayang padaku
oh Pondokku! Ibuku!
Taliwang, 23 April 2011
Amir Ma’ruf Husein